Kumenitip rasa pada setiap kata dalam bait-bait puisi. Jiwa bersenandung mengeluarkan isi jiwa. Jika ada resah, benci, rindu, senang, bahagia dalam deret kata kan kupahat biar semuanya lepas menghempas setiap gelomang resah yang menganyutkan jiwa. Hanya dalam Puisi....Selamat Datang...Selamat Membaca...Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Senin, 22 Desember 2008

PUISI 3

Bunga-Bunga Kematian

Pada malam kumengadu
Ada bintang redup
Rindunya menghantuiku
Pada setiap ujung tidurku.

Aku dan bukan purnama
Apalagi mentari.
Tidak selalu bersinar.
Mungkin karena itu,
Kau menyembunyikanku dibalik kafan
Lalu kau tidurkan aku
di antara bunga-bunga kematian.

Muhajirin
9 Agustus 2007

Jumat, 12 Desember 2008

PUISI

PUISI 2

IZINKAN AKU ....

Izinkan aku menangis
Di setiap bahu malaikat suci
Di atas sajadah bersama bisikan dzikir
Biarkan embun memenuhi wajah
Mengingat setiap langkah yang kalah
Lalu khilaf.
Yang diselimuti sayap-sayap setan, kala itu.
Bersama Iblis yang mabuk.
Dan Jin yang merayu.
Aku tak dapat meronta.
Tak ada cela yang mencela.

Syukurku aku kalah untuk sebuah kemenangan
Karena aku tak mampu melanjutkannya
Pada sebuah langkah khilaf.
Aku marasa menang dan merdeka
Pada setiap belenggu dan jerat-jeratnya.
Semoga untuk selamanya. Amien

Karya Nursamsir T
SURAT UNTUK PURNAMA

Lewat sela angin aku merayu
kukirim surat setelah hari bermimpi

tentang purnama

di atas telapak daun
kutulis dengan tinta cahaya purnama
setiap bait kuselipkan bunga ros

wangi membelai setiap rasa


Kata berurut
menelusuri bisikan hati
membuncah menoreh setiap keluhan hati

Sesampainya pada tinta terakhir
Kutulis :
“Aku ingin seperti malam yang mencintai purnama”

Lalu kututup dengan kecupan
pada sebuah coretan pena : “Izinkan aku memeluk bayangmu,
karena jazadmu terlalu haram untukku”

Nursamsir T
14 juni 2007