Kumenitip rasa pada setiap kata dalam bait-bait puisi. Jiwa bersenandung mengeluarkan isi jiwa. Jika ada resah, benci, rindu, senang, bahagia dalam deret kata kan kupahat biar semuanya lepas menghempas setiap gelomang resah yang menganyutkan jiwa. Hanya dalam Puisi....Selamat Datang...Selamat Membaca...Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Rabu, 30 Maret 2011

Hujan

Hujan belum reda
awan menggulung menggumpal
hitam menutup celah cahaya

Sebentar lagi hujan turun
kan menitip pesan.
Pada pelakon dunia
pengukir zaman.

Coba pikirkan
hayatati renungkan
setiap pesan-pesan hujan

Banjir yang menghanyutkan
bukankah ini peringatan?
Renungkan!

Makassar, 30 Maret 2011
saat aku k makassar kehujanan.

Surat Tanpa Huruf

Jika engkau tahu
sedari dulu Tuhan sudah menegur kita

Telah beratus surat teguran
Sunami...,
gempa...,
banjir bandang...,
adalah surat tanpa huruf.

Zaman telah busuk
mungkin itulah penyebabnya.

Jeneponto, 30 Maret 2011

Surat Tanpa Huruf

Jika engkau tahu
sedari dulu Tuhan sudah menegur kita

Telah beratus surat teguran
Sunami...,
gempa...,
banjir bandang...,
adalah surat tanpa huruf.

Zaman telah busuk
mungkin itulah penyebabnya.

Jeneponto, 30 Maret 2011

Aku dalam Puisiku

aku dalam puisiku
menyulam bahagia yang tiada
mengenang sepi tergantung
menangisi seribu perih

aku dalam puisiku
menghirup busuk zaman
berteriak mengetuk kebiadaban
mengubur sampah ketidakadilan

aku dalam puisiku
bercinta dengan kata pada setiap bait

aku dalam puisiku
menabur doa di setaip waktu

aku dalam puisiku
penuh harap hidup penuh ketenangan

Jeneponto, 30 Maret 2011

Jumat, 25 Maret 2011

Seorang Siswa

Kemarin seorang siswa datang kepadaku. Bertanya ''Pak kenapa belum pulang?''

Sebelum kujawab aku bertanya padanya. Inikah tujuanmu sekolah? Kamu datang untuk pulang?

Entah ia sadar atau tidak.

Dalam Sujudku Aku

dalam sujudku aku
merindu dalam ampunan
jika rasa menenggelamkan segalanya
membuka tabir ampunan
Dalam rasa ada cinta.
Kubalut dalam setiap doaku
sampai waktu menikam bumi
aku akan terus berdoa

Hanya kepadamu
Tuhanku yang satu
Engkau ya Allah

Nursamsir Tahir
Jeneponto

Rabu, 23 Maret 2011

Kursi Emas Milik Rakyat

letih mencengkram otakku
menerobos setiap gelap dalam anganku
rintih menindik beku tertusuk
sampai membusuk

lihatlah!
Mulut mereka komat kamit bercerita tentang negeri
celoteh antah berantah negeri bayangan seakan sejengkal kan terwujud

mereka yang duduk di sana
di kursi rebutan para pencari duit
kursi emas milik rakyat di lelang
hingga suara rakyat terkurung dalam mimpi saja

jika mereka ikhlas di sana
mencari solusi untuk negeri ini
maka tak diminta pun ribuan hati mendukungnya.

Tapi tengoklah
setiap kata-kata mereka
bukan dipengaruhi rakyat.
Mereka hanya memikirkan golongan mereka.

Kini hanya ada resah
tertampung terpenjara dalam angan.

Barangdasi
Nursamsir T

Hujan Begitu Bebas

Masikah kita percaya
pada teriakan hujan
yang menghempas bumi

Mengisi ruang bumi
menjadi raja untuk dirinya
mengumpul yang bukan miliknya
sebebas hujan menghujam bumi

Hujan begitu bebas
Menutup setiap pori bumi
yang busuk.
Takut tercium para daun terhempas

Salah jadi benar
benar jadi salah

Cobalah
Jika tiupan angin tak lagi riuh
merobek menghempas sampai mereka kalah
pastilah daun-daun tersinkirkan
maka hujan tertawa.

Kini
hujan masih mencari cara untuk tak kalah
biar bisa menghempas merampas setiap sari bumi.

Jeneponto
Nursamsir T

Selasa, 22 Maret 2011

Nasib Fakir Miskin

letih dalam kesedihan
menagih janji negara
garuda tak sekuat tampangnya
sebab seribu virus merasukinya.

Cobalah tengok negeri ini
setelah teriakan merdeka terdengar lantang
cobalah tengok negeri ini setelah gedung-gedung pencakar langit tertancap di bumi kita.
Cobalah tengok negeri kita...

Letih dalam kesedihan
masih tersimpan dalam dada mereka
yang fakir
yang miskin
semuanya di abaikan oleh negara

tahun ini...
mereka belum beruntung
sebab negara hanya bisa melindungi koruptor yang jelas kotor.
Tapi yang fakir miskin, si yati, si janda semuanya di singkirkan dari jalan raya.
Cara pemberantasan kemsikinan ala pemerintah.

Padahal amanat undang-undang
fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh negara.

Negeri kita sekarang negeri penghianat undang-undang.

Nursamsirtahir
subuh di jeneponto

Senin, 14 Maret 2011

Resah Menganga

coba tengok duka negeri
menumpuk gelisah menabung duka
seribu satu masalah menyerbu membabi buta

jika mereka tahu...
dalam darah negeri mengalir kotor
darah koruptor.
Perampok berdasi licik lagi picik
mengapa tak disapu?

resah menganga meneriakkan ketidakpastian.
Resah menabung duka akhirnya mati.

Kapan mereka sadar?

Sabtu, 12 Maret 2011

Bahagia

Bahagia memanggang sepiku
merangkul bulan sesejuk embun
menukar setiap resah
sebab hanya ada senyum mekar

kutidurkan sepiku
kubangun mimpi dalam tempurung cinta.

Bahagia merangkulku
menemaniku hari ini
bersamamu...

Jumat, 11 Maret 2011

subuh

subuh membangunkan jiwa
meninggalkaan mimpi tak bertepi
ketika resah telah tiada

dalam rangkulan beku
melempar angan untuk esok
tak pasti
hanya Tuhan yang tahu

jika nafas masi setia pada jasad
esok embun jadi saksi
aku kembali mengejar angan

Makassar, 11 Maret 2011