Kumenitip rasa pada setiap kata dalam bait-bait puisi. Jiwa bersenandung mengeluarkan isi jiwa. Jika ada resah, benci, rindu, senang, bahagia dalam deret kata kan kupahat biar semuanya lepas menghempas setiap gelomang resah yang menganyutkan jiwa. Hanya dalam Puisi....Selamat Datang...Selamat Membaca...Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Kamis, 08 Desember 2011

Jika waktu tertuduh

waktu tertuduh

bercumbu bersama kemalasan
romantis yang membusuk

bersamanya kita kan berangan kebohongan
bermipi tanpa langkah
sebab tidur masih bersamanya.

cobalah membuka mata
menggenggam ruang meraba dunia
lari....
lari sekencangnya

pasti waktu tak kan kau tuduh
kerena malas enggan bersamamu lagi

Kau kan dijemput bahagia
menjauhkan resahmu
menunjukkan suksesmu.

Janganlah bercumbu dengan kemalasan!

el Muflih
8 Des 2011

Sadarlah

Parlemen
Dalam tubuhmu tak ada idiologi
Kau bahas undang-undang kepentinganmu
Mengapungkan kepentingan rakyat

Idiologi materi dan kekuasaan
membutakan hati dan menutup telinga
dari jeritan rakyatmu

menusuk setiap hati rakyat
memeras air mata
membelenggu rasa

Semuanya hanya buih
mengapung tak terarah terbawah ombak
terhempas badai

Rakyat menderita
sadarlah!

Selasa, 06 Desember 2011

Pahatan Puisi

Rangkaian kata kupahat untuk kusimpan dalam hatimu.
hanya itu yang mampu kuberikan.
sampai batas titik
mengakhiri kata tuk merawat hati kita.
Aku, kau hanya kita berdua.
dalam puisi penuh rasa
el Muflih
Jeneponto, 28 November 2011

Aku Ingin

aku ingin jadi udara
berbagi sejuta kesejukan
aku ingin seperti air
mengalir berbagi bahagia
aku ingin seperti matahari
menghangatkan setiap sudut bumi
karena itu aku ingin.

Tak seperti hujan selalu sedih
dalam mendungnya awan

aku ingin
berbagi bahagia di alam bahagia

el Muflih
Jeneponto, 6 Des. 2011









Senin, 05 Desember 2011

Rindu di Ujung Sepi


Diujung senja aku…
Menyepi mengadu rindu
Merebutkan angin penyampai rindu
Pada setiap celah ranting
Dan daun kering bertulis namaku
Agar angin meresapi rinduku
Pada bulan separuh cahaya
Pesonanya melekat rekat pada retinaku
Hingga hatiku meresapi setiap kasihnya
Mengorek rundu
Pada sela hati yang sesak

Nursamsir Tahir
Jeneponto, 5 Desember 2011