Kumenitip rasa pada setiap kata dalam bait-bait puisi. Jiwa bersenandung mengeluarkan isi jiwa. Jika ada resah, benci, rindu, senang, bahagia dalam deret kata kan kupahat biar semuanya lepas menghempas setiap gelomang resah yang menganyutkan jiwa. Hanya dalam Puisi....Selamat Datang...Selamat Membaca...Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Kamis, 22 Juli 2010

Makassar dibuat Untuk Kami yang Miskin

Aku di kota Angin Mammiri sekarang. Sesekali mataku tak pernah lepas dari keramaian kota. Tak ada sepi di Sini hanya ada debu mengapung di langit-langit jalanan. Kulihat mobil lalu lalang, motor saling berebut jalan. Sambil berlalu menyusuri kota ku melirik di setiap sudut. Oh..., ada yang aneh...sudut kota sudah bersih dari pengemis, pengamen, dan penjual asongan. Tidak seperti biasanya, ujung jalan A.P. Petta Rani sepi oleh mereka Sang Pejuang Hidup.

Aku masih berpikir sejenak. Mungkin di kota ini tak ada lagi pengemis. Tapi, tak sadar motorku mengarah ke jalan menuju pantai. Oh...pantai semakin indah, gedung-gedung semakin banyak, sedang lautan di timbu terus menerus.

Aku heran sejenak, Aku bangga...
secepat itukah kota ini berkembang.

Malam sudah menjemput matahari. pandanganku dudah mulai gelap. Banyak lampu yang menyala. Sebelum melanjutkan perjalanan aku menyempatkan diri singgah di Mesjid dekat pantai. Cukup sepi kurasa. Tak adakah ummat Islam di sini?

Setelah doa kukirim. Bergegas aku melanjtkan perjalanan ini. Motorku berjalan menuju NUSANTARA. Sebelum smpai ke Pelabuhan. Aku menjumpai beberapa ruko yang gelap tapi di dalamnya ramai akan lampu-lampu dan music. Di dekat pintu ada banyak wanita seksi berdiri. Oh...aku baru tahu inilah MAKASSAR.

Motorku kupercepat melaju. Sebelum sampai di pelabuhan, hujan datang begitu kerasnya. Sedang malam makin pekat. Aku bertepi di sebuah ruko yang pintunya tertutup rapat. Sementara aku melihat beberapa orang tidur di pinggir-pinggir ruko itu. Dengan berselimutkan sarung, dan berkasurkan kardus. Mereka sduah tua, sebagaiannya masih anak-anak. Kasihan pikirku. Tak ada rumah, makan tak jelas, pendidikan tidak ada....

Inikah Kota Makassar Sesungguhnya?
Aku bertambah bingung...
Disisi lain kota Makassar memiliki perkembangan pembangunan yan glebih maju dari kota kawasan timur Indonesia. Diisisi lain orang miskin semakin bertambah. Inikah yang namanya pembangunan? Apalah arti sebuah kota yang begitu megah, gedung-gedung di mana-mana, pantai ditimbun sedemikian rupa, sebuah proyek besar yang kurang menguntungkan rakyat. Menggeser gubuk-gubuk kecil mereka.

Inikah pembangunan?

Makassar, 2010

Tidak ada komentar: